Kamis, 07 Maret 2013

Economides Modern Fracturing Enhancing Natural Gas Production


What's up bro? Lama ga bersua, udah lama ini blog ga keurus haha. Langsung aja deh, kali ini saya mau bahas tentang Hydraulic Fracturing. Biasanya yang anak teknik perminyakan paham bener nih masalah beginian. Oke pilah satu-satu ya. Fracturing berasal dari kata "to fracture" yang artinya memecahkan. Jadi Hydraulic Fracturing adalah salah satu proses stimulasi (stimulation) dimana formasi  hidrokarbon kita "pecahkan" dengan cara memompa fluida tertentu dalam rate dan tekanan tertentu (di atas fracture pressure formasi tersebut). Abis itu proppant atau  pasir dipompa bersama-sama dengan fluida yang umumnya sangat eksotik (jiah sok iye eksotik bahasanya haha, sifat teknologi dari sisi chemistry nomor wahid, dan sangat mahal per galonnya). Ini bertujuan untuk menahan agar rekahannya tetap terbuka / tidak tertutup setelah proses pemompaan berhenti. Rekahan (fracture) yg terisi proppant akan mem-bypass damage di sekitar wellbore dan akan menjadi semacam jalan tol  berkonduktivitas tinggi, sehingga hidrokarbon dapat mengalir lebih efisien dari formasi ke dalam sumur. Ujungnya, produksi akan naik (smiling face!). Hydraulic Fracturing atau sering hanya disebut fracturing termasuk proses stimulasi yg sangat populer umumnya untuk reservoir (bacanya reservoar ye) berpermeabilitas  rendah, baik oil maupun gas.

 
Masuk ke history~. Proses hydraulic fracturing sendiri pertama kali digunakan untuk stimulasi dilakukan di Lapangan Gas Hugoton di Western Kansas pada tahun 1947 (dua tahun abis kita merdeka bray). Metode ini dilakuin di Sumur Klepper Gas Unit No. 1 yang produksinya pada limestone formation. Tapi deliverability dari sumur ngga meningkat sehingga ngga bisa gantiin Metode Acidizing pada limestone formation. Tapi akhirnya bisa bray, pas pertengahan 1960's hydarulic fracturing gantiin Metode Acidizing sebagai pilihan stimulasi pada Lapangan Hugoton tersebut.

Kalo laju alir meningkat, pressure differential juga ikut meningkat. Nah pressure differential ini juga menghasilkan stress pada formasi. Hydraulic Fracturing pada formasi dengan low permeability dilakuin supaya mengoptimalkan laju alir dari fluida hidrokarbonnya. Rekahan pada formasi ini didesain untuk length. Nah kalo formasi dengan high permeability dilakuin buat ngatasin formation damage. Rekahan pada formasi ini didesain untuk width.

Oke bro cukup sekian untuk postingan saya kali ini, mudah-mudahan dalam waktu dekat bisa bagi-bagi info ke temen-temen semua lagi. Sori kalo masih banyak kekurangannya, bisa liat-liat di e-book untuk tambahan referensi. Pave your own way and struggle it dude!  

Jumat, 14 Desember 2012

Let It Be Lyric

Title : Let It be
Lyric : Rizki Akbar Putra
Music : Rizki Akbar Putra, Lukas Pamungkas, Partogi O.M., Reza Permadi, Tri Omega P., and Ukky Martha S.


Intro

The day has changed it's time for you to take the chance
Looking for a better dawn
Waiting fot the sunrise comes
Let it flow beyond your mind and no matter what they've said

Reff:
Let it be let it be let it be a perfect night for us
Cause we'll light up this night with love
Let it be let it be let it be a perfect night for us
Cause tomorrow won't be the same
Yes the dawn is you 2X

The sun is falling down the moon has shown his face
Let's dancing till you're nuts
Waiting fot the sunrise comes
Let it flow beyond your mind an no matter what they've said

Back to Reff

Don't be afraid we're here for you
Those cloudy days we'll be gone soon
Don't be afraid we're here for you
Those cloudy days we'll be gone soon
You'll be home tonight 2X

Back to Reff


Open this link below and just feel free to download it!
http://t.co/x0zZQz7Z

Kamis, 30 Agustus 2012

Tak Sepadan

Aku kira:
Beginilah nanti jadinya
Kau kawin, beranak dan berbahagia
Sedang aku mengembara berupa Ahasveros.

Dikutuk-sumpahi Eros
Aku merangkaki dinding buta
Tak satu juga pintu terbuka.

Jadi baik juga kita padami
Unggunan api ini
Karena kau tidak 'kan apa-apa
Aku terpanggang tinggal rangka.

                                                Februari 1943


Source: AKU INI BINATANG JALANG
            by Chairil Anwar

Jumat, 03 Agustus 2012

Wellsite Geologist

Wellsite geologist? Apaan tuh?! (dikira Jaja Miharja lagi bawain kuis dangdut haha *krik*) Postingan saya kali ini mudah-mudahan bisa kasih gambaran ke temen-temen semua apa sih wellsite geologist itu? Ngapain aja sih tugas mereka?
Oke, jadi wellsite geologist adalah sebuah profesi pekerjaan di dunia migas. Wellsite geologist itu perannya sangat penting, terutama dalam suatu pengeboran sumur (well). Kerjaannya itu memastikan semua proses pengeboran berlangsung dengan baik, dari coring, cementing, atau logging dan meng-counter adanya pay-zone (zona produktif) dan interval of interest. Harapannya wellsite geologist dapat melakukan interpretasi terhadap data-data yang didapat selama pemboran berlangsung.

Secara lebih rinci bakal kite jelasin nih guys. Pertama-tama wellsite geologist akan melakukan analisis cutting. Cutting adalah material hasil hancuran batuan akibat mata bor/bit yang kemudian dibawa mud ke permukaan. Nah untuk bagian lumpu-lumpuran sendiri itu tugasnya mudlogger. Dari cutting ini geologist dapat membuat catatan profil litologi vertikal sesuai kedalaman sumur dan deskripsi litologi penyusun. Profil litologi dibuat dengan ketentuan yang ada dan biasanya ada kode-kode tertentu. Sementara untuk deskripsi litologi disesuaikan dengan format yang ada sesuai dengan ketentuan company (kalo ga sesuai dipecat haha becanda). Nanti catatan tersebut akan dibandingkan dengan well log. Cutting keluar dari lubang bor dalam keadaan tertutup lumpur, pengamatan pertama yang sangat penting yaitu kita lihat ada tidaknya minyak pada cutting tersebut karena cutting akan melepas tekanan ikat (cutting pressure) sehingga minyak keluar dari cutting. Cutting biasanya dilakukan dalam setiap interval tertentu, misalnya 10 feet (wellsite geologist mesti stand by terus di samping sumur euy). Kalau sampel telah didapat selanjutnya harus segera dicuci dan dideskripsi. Abis dideskripsi sampel kita keringkan sebelum dimuseumin alias disimpen haha. Sesuai yang saya bilang diatas, setiap oil company itu mempunyai ketentuan sendiri dalam mendeskripsi sampel. Umumnya sih kayak gini nih guys:
1. Nama batuan
2. Warna
3. Tekstur (ukuran butir, sortasi, roundness, dll)
4. Matriks dan semen
5. Kandungan fosil
6. Struktur sedimen
7. Porositas dan permeabilitas
8. Oil cut
For example: lithic greywacke, warna coklat, ukuran butir pasir halus, sortasi buruk, subrounded, semen kalsit, no fossil, laminasi, porositas intergranular, tidak ada cut

Diatas kan saya sempet nyebutin coring tuh, nah apa sih coring itu? Coring adalah pengukuran langsung terhadap batuan dan formasi. Kita juga bisa ngelakuin coring dengan alat sederhana kok seperti pipa paralon (1 meter aja cukup). Caranya kita tanam pipa tersebut pada lapisan batuan tertentu sampai batas yang ditentukan, abis itu angkat pipanya, kita belah dua, kemudian litologi akan terlihat jelas dan kita bisa melakukan pendeskripsian (mudeng rak?). Sistem coring itu ada beberapa macam. sistem yang digunakan bergantung pada tujuan yang ingin dicapai, formasi, dan keadaan lokasi pemboran. Contohnya continous coring dan uncontinous coring.


Sip! Semoga temen-temen udah dapet gambaran umum tentang wellsite geologist itu apa. Nah sekian dulu postingan saya kali ini, walaupun pendek tapi mudah-mudahan bermanfaat bagi temen-temen semua khususnya yang geologist dan PE. Karena yang ngetik juga masih kuliah jadi kite ngasih gambaran umumnye aje ye hehe. Kalau ada salah-salah kata saya mohon maaf kan bentar lagi mau lebaran nih haha. As always, ngambil cucian di rumah desi, cukup sekian dan terima kasih!!!

Selasa, 22 Mei 2012

Persepsi Umum Gunung Api

Apa kabar guys? Udah lama saya ga ngurus ini blog hehe, maklum kuliah lagi sibuk-sibuknya. Berhubung saya udah semester 4 dan lagi belajar mata kuliah petrografi, tektonika, dan vulkanologi, jadi untuk postingan kali ini saya mau bahas sedikit tentang gunung api. Karena kite juga punya hobi naik gunung nih ye, jadi interest kite kali ini pas aje gitu haha.

Okay let's start, pertama apa sih arti gunung itu? Hmm gunung  pada prinsipnya  adalah sebuah lubang hasil retakan kerak bumi, yang mampu mengalirkan magma panas, debu, dan gas dari dalam perut bumi untuk dimuntahkan ke permukaan. Antara gunung yang satu dengan lainnya  biasanya  dibatasi dengan lembah yang terhampar. Kadang-kadang kalau kita memperhatikan beberapa gunung terlihat seperti bersatu membentuk barisan gunung yang berderet panjang  dan  luas sehingga membentuk  sebuah jajaran gunung berapi (vulcanoes). Contohnya yang ada di Indonesia, ada deretan pegunungan jalur mediterania ada juga jalur pasifik. Maklumlah Indonesia merupakan tempat bertemunya 3 lempeng bumi sob. Tapi antara gunung satu dengan gunung lainnya yang saling berhubungan ga harus memiliki sifat geologis yang sama, ya tergantung dengan setting tektoniknya, sehingga setiap gunung api tersusun dari litologi batuan yang berbeda. Contohnya susunan litologi batuan Pegunungan Himalaya itu lebih lengkap dibanding dengan gunung lainnya di muka bumi dan lebih kaya variasinya dibanding dengan Mount Everest wow!

Kedua, gimana sih pegunungan itu bisa terbentuk? Jadi, sebuah pegunungan itu terbentuk  di lempeng tektonik bumi yang mengumpul dan bertumbukan (collision jika sesama lempeng benua) atau memisah  satu sama lain (rifting). Nah kibat peristiwa alam tersebut akan muncul gugusan gunung yang terangkai satu sama lain dan membentuk sebuah pergunungan. Pegunungan bisa juga terbentuk akibatlempeng bumi yang meregang atau malah mengkerut akibat adanya aktifitas kerak bumi itu sendiri. Contoh kejadian ini bisa kita lihat pada Lembah Rio Grande di Amerika Utara. lalu adanya aktifitas lempengan kerak bumi tersebut juga mengakibatkan terbentuknya pegunungan  Bukit Barisan, yang  terhampar sepanjang Pulau Sumatra, Indonesia, yang panjangnya hampir 1.700 km ( 1.050 mil ). Bukit Barisan disusun dari beberapa gunung utama yang masih diselimuti hutan lebat. Salah satu gunung utama yang tertinggi adalah Gunung Kerinci ( 3,800 meter ). Pada tahun 2011 pernah diadakan Ekspedisi Bukit Barisan yang terdiri dari mahasiswa jurusan teknik geologi se-Indonesia dan kopassus. Dan pada tahun 2012 diadakan Ekpedisi Borneo (sekuel dari ekspedisi bukit barisan) dimana dari Teknik Geologi UNDIP 2010 mengirimkan 2 (dua) orang kawan yaitu Anggiat Sibuea dan Fajar Budi Rosyadi haha.

 Gambar Lembah Rio Grande, Amerika Utara

 Gambar Gunung Kerinci, Indonesia


Next kita akan bahas mengenai DINAMIKA  LEMPENG  BUMI.
Salah satu fenomena alam yang dewasa ini berhasil kita temukan adalah dampak aktifitas oceanic crust yang mengakibatkan terbentuknya  jajaran pegunungan di dasar laut (mid-oceanic ridges / MOR). Alasan ini juga yang mengakibatkan terbentuknya lempeng samudra baru yang dibentuk karena pendinginan kerak batuan secara perlahan dan pada akhirnya mengakibatkan pemadatan masa batuan. Sebagian besar lempeng bergerak saling menjauhi batas lempengan (divergent plate boundaries) berlangsung di dasar lautan, oleh karena itu sebagian besar aktifitas vulkanik berada di bawah lautan dan mengakibatkan terbentuknya lantai samudra yang baru. Adanya aktifitas vulkanik di dasar laut tersebut bisa menimbulkan fenomena alam yang disebut Black Smokers yang muncul dari celah dasar laut. Contoh fenomena ini bisa kita temui di Islandia.
Seperti yang kita ketahui bahwa antara lempeng bumi satu dengan yang lain bisa saling bergerak merapat atau menjauh dan akibat aktifitas lempeng-lempeng tersebut akan terjadi fenomena – fenomena  alam. Jika antara 2 (dua) lempeng saling menumbuk, maka terjadilah apa yang disebut dengan Subduction Zone. Subduction Zone / Zona Subduksi adalah tempat pertemuan / tumbukan dua lempeng bumi yaitu lempeng benua dengan lempeng samudra dimana nanti lempeng samudra akan menujam ke bawah dan akan mengakibatkan sebuah cekungan yang dalam dan terisi magma. Pada zona subduksi ini nanti akan terbentuk Island Arc.

Persepsi umum orang-orang mengenai gunung adalah bentuknya yang mengerucut dan sering memuntahkan lava dan gas dari celah kerak bumi. Tentunya gambaran tersebut akan membawa kita pada persepsi berbagai tipe gunung berapi dan sifat keunikan gunung yang sangat bervariasi. Struktur  dan tabiat (sok iye) sebuah gunung bergantung pada banyak faktor. Dan kalo dijelasin satu-satu bakal panjang banget haha. Kalau begitu saya cukupkan dulu postingan saya kali ini mohon maaf jika ada kesalahan maklum masih belajar kalo mau lebih jelas bisa tanya ke senior-senior yang udah sarjana atau dosen masing-masing hehe. Saya hanya memberikan gambaran umum mengenai gunung api. Untuk litologi , fasies, dll bisa di lain kesempatan (Insyaallah). Kalau ada sumur di ladang boleh kita menumpang mandi, kalau sumurnya ga ada cari ladang yang lain (kriuk). Ya kalau ada umur panjang kapan-kapan kita berjumpa lagi amin!

Jumat, 17 Februari 2012

Studying rocks, drilling for oil, gems, and the bottom of the sea

Oke untuk postingan kali ini saya akan berbagi informasi mengenai bagaimana cara oil company drilling di lautan luas untuk mencari minyak. Kalo postingan yang terdahulu itu membahas bagaimana minyak bumi terbentuk, nah kalo sekarang kita bahas proses drillingnya guys. Sebetulnya ini mainannya anak teknik perminyakan, tapi ga ada salahnya kan kalo saya share ke teman-teman semua? Kita intermezzo sejenak deh, sebetulnya dalam mencari minyak itu tidak terlepas dari peran batuan. Kenapa? Karena minyak itu bisa kita temukan 'terjebak' di struktur-struktur batuan (umumnya batuan sedimen) contohnya antiklin. First question, who studies rocks? Geologists do! Yap, geologist itu kerjaannya erat sekali dengan batuan. Salah satu tugasnya itu adalah 'ngebaca' batu. Kok bisa? Emangnya ada tulisan terukir di batu? Haha, maksudnya setiap batu itu mengandung history masing-masing, bagaimana mereka bisa terbentuk, kenapa bentuk mereka bisa bermacam-macam, kenapa dengan jenis batu-batu tertentu bisa membentuk landscape yang sangat berciri khas. Makanya jangan heran kalo hanya dengan sebongkah batu geologist bisa menceritakan apa yang terjadi pada dunia di masa lalu. They show us what the earth was like millions of years ago. Dengan mempelajari batu juga kita bisa mengetahui dimana sungai pertama yang mengalir, gunung pertama yang meletus, bahkan hewan dan tumbuhan yang hidup pertama kali. Horor ga tuh? Haha. Dengan pekerjaannya yang seperti itu menuntut para geologist untuk berpergian jauh, mendaki gunung lewati lembah sungai mengalir indah ke samudra (itu mah lagunya ninja hatori), desserts, bahkan dasar lautan.


Oke sekarang kita masuk ke inti pembahasan, drilling for oil. Secara singkat dan padatnya sih seperti ini, pertama-tama kita meledakkan dinamit di dalam air. Getaran yang dihasilkan akibat ledakan itu akan menghantam dasar lautan and it will bounce back to the top. Lalu getaran yang dikembalikan oleh dasar lautan tersebut akan dibaca oleh mesin yang disebut dengan seismograph. Nanti seismograph ini akan memvisualisasikan getaran tersebut dalam bentuk garis-garis bergelombang. Tujuannya, garis-garis bergelombang itu dapat memberitahu informasi lapisan-lapisan batuan yang ada yang terletak di dasar lautan. Sebetulnya tidak hanya dengan meledakkan dinamit, kita juga bisa menggunakan gelombang sonar untuk mendapatkan getaran yang akan ditangkap oleh seismograph nantinya. Next, the oil company drills a small well (sumur kecil) to see if the oil is there. Kalo ternyata positif ada, mereka pesta-pesta deh (haha  bercanda). Mereka selanjutnya membangun rig. Dengan mesin-mesin yang ada pada rig tersebut mereka akan memompa keluar minyak dan gas yang terjebak jauh di bawah sana. Mata bor yang ada pada drill bit juga bukan sembarang mata bor. Mata bor yang biasa digunakan untuk eksplorasi minyak itu terbuat dari diamond (berlian). Diamond itu pada Skala Mohs mempunya tingkat kekerasan paling tinggi yaitu 10. The only thing that will scratch a diamond is another diamond. Jadi wajar kalo diamond dijadiin mata bor karena saking kerasnya bisa motong batuan. Selain mempunyai keunggulan tersebut diamond juga terkenal akan kelangkaannya, makanya banyak orang yang berebut untuk mendapatkannya. Ga heran kalo sampai ada istilah 'blood diamond'. Afrika adalah salah satu benua yang terkenal sebagai penghasil diamond. Tapi sayangnya benua ini juga terkenal dengan diamond-diamondnya yang ilegal. Konflik nyata yang terjadi di negara konflik Sierra Leone bisa kita jadikan sebagai contoh. Para milisi setempat menguasai tambang-tambang diamond yang ada dan mereka pula yang menguasai pasaran diamondnya.



Udah cukup ngomongin masalah diamond, ayo kita balik lagi ke track. Nah second question is seperti apa sih kenampakan muka bumi yang ada di bawah laut? Sebenarnya benua dan pulau-pulau yang sekarang ada merupakan bagian tertinngi dari kerak bumi, sementara bagian yang terendahnya tertutup oleh lautan dan samudra. Pada intinya dasar lautan itu sama dengan daratan, berupa daratan kering yang mempunyai pegunungan dan lembah. Contohnya pada Samudra Atlantik teridentifikasi adanya rangkaian pegunungan yang terbentang sangat luas. Ada juga Palung Mariana yaitu palung laut terdalam yang terletak di Samudra Pasifik dimana kedalamannya hampir mencapai 11 kilometer di bawah permukaan laut.


Kayaknya saya cukupkan dulu postingan saya kali ini, semogga bermanfaat bagi para pembaca. Maaf jika ada kesalahan karena saya juga masih belajar alias masih kuliah hehe. Sesungguhnya kesempurnaan itu hanya milik Allah S.W.T. Sampai bertemu di postingan berikutnya guys! Si Ryan gowes sepeda ke Bekasi, cukup sekian dan terima kasih...

Jumat, 03 Februari 2012

Puncak Garuda 2.968 mdpl

Untuk postingan kali ini saya akan berbagi pengalaman pendakian saya di Gunung Merapi. Lokasi Gunung Merapi sendiri terbagi dalam beberapa tempat. Lereng sisi selatan berada dalam administrasi Kabupaten Sleman, DIY. Sisanya berada dalam wilayah Provinsi Jawa tengah, yaitu Kabupaten Magelang di sisi barat, Kabupaten Boyolali di sisi utara dan timur, serta Kabupaten Klaten di sisi tenggara. Perjalanan kami memakan waktu sekitar dua hari dari tanggal 19 November - 20 November 2011 dengan menggunakan tiga buah sepeda motor. Awalnya emang agak sedikit serem mengingat belum lama gunung ini megalami erupsi. Dan jika hujan turun ancaman lahar dingin pun siap menanti. Tapi dengan keyakinan yang tinggi alias modal nekat kami pun tetap melanjutkan niat kami. Ini dia catatan perjalanannya, selamat menikmati guys!

19 November 2011, pukul 19.10 WIB saya berangkat bersama empat teman saya. Dari kiri ke kanan: saya, Andrean Firmansyah, Belan Adison, Reza Permadi, dan Bayu Kartiko. Kami berangkat dari Tembalang, Semarang, Jawa Tengah.


Pukul 23.00 WIB kami berlima sampai di Selo, basecamp Gunung Merapi. Kami bertemu dengan anak-anak MAPATEKSI UNDIP. Mereka sedang melakukan pendakian massal. Setelah kami menangani masalah administrasi pendakian kami memutuskan untuk tidur sejenak.

20 November 2011, pukul 01.05 WIB kami bangun dari lelap dan membuat susu hangat. Saat kami sedang memasak air datang seorang turis dari Inggris bernama Tom Petty. Dia bertanya kepada kami ke arah mana jalur pendakian, setelah kami kasih tahu dia langsung beranjak pergi.


Pukul 02.00 WIB pendakian dimulai!

Pukul 02.35 WIB kami beristirahat sejenak dan bertemu dengan pendaki lainnya.


Pukul 03.40 WIB kami kembali beristirahat untuk sekedar minum dan duduk-duduk sejenak.


Pukul 04.20 WIB kami sampai di Watugajah. Kami memutuskan untuk beristirahat sampai sunrise tiba. Kami segera menyiapkan kompor untuk memasak susu hangat mengingat keadaan udara yang sangat dingin menusuk tulang. Sembari menunngu air matang kami menyantap roti yang telah kami beli di Boyolali saat pejalanan ke basecamp.


Pukul 05.00 WIB matahari terbit!!! Setelah berfoto-foto sesaat, kami terus melanjutkan pendakian.


Pukul 05.20 WIB kami sampai di Pasar Bubrah. Mirip Planet Mars euy haha...


Pukul 05.35 WIB Puncak Garuda kami datang!!!


Pukul 06.00 WIB halfway to heaven. Litologinya yang pasir membuat kami susah untuk berpijak, kami harus merangkak dan merangkak untuk sampai ke puncak.


Pukul 06.10 WIB aneh tapi nyata (perhatikan batunya seperti menyerupai wajah manusia).


Pukul 06.25 tracknya edan!!!


Pukul 06.40 WIB alhamdulillah kami sampai di Puncak Garuda dengan selamat. Keren banget pemandangannya, kita bisa melihat Gunung Merbabu dari sana. Lucunya, di Puncak garuda kami kembali bertemu bule yang tadi saya ceritakan pas di basecamp Selo haha. Ternyata dia bekerja di Indonesia tepatnya di Solo udah dua tahun (pantes aje bahasa Indonesianya fasih banget). Tom Petty terus bareng kami sampai perjalanan pulang.





 Pukul 07.05 setelah beristirahat sejenak serta foto-foto kami memutuskan untuk kembali turun.

 
 Pukul 08.10 WIB kami sampai kembali di Pasar Bubrah.


Pukul 09.20 WIB kami sempat tersesat keluar dari track pendakian, namun kami dapat kembali ke track setelah kami dipandu oleh suara pendaki lainnya.


Pukul 10.30 WIB akhirnya kami sampai di Selo, basecamp Gunung Merapi. Kami beristirahat sejenak lalu membersihkan badan yang kotor gara-gara debu selama pendakian. Setelah itu kami segera bergegas kembali ke Semarang mengingat ada acara LKMM Pra Dasar buat maba di Teknik Geologi UNDIP. Tapi sebelumnya kami mengantarkan Tom Petty menuju Terminal Bus Boyolali.


Sekian catatan perjalanan ini saya share ke teman-teman. Sebelumnya saya ingin mengucapkan rasa syukur alhamdulillah kepada Allah S.W.T. karena berkat rahmat-Nya saya dapat melakukan pendakian Gunung Merapi tanpa mengalami hal-hal atau kejadian yang membahayakan. Sungguh besar kuasa-Nya, saya dapat melihat betapa agung ciptaan-Nya. Ini merupakan satu dari sekian banyak ciptaan-Nya, maka dari itu hendaknya kita selalu bersyukur atas apa yang telah Allah berikan kepada kita entah seberapa baik atau buruknya itu. Karena satu hal yang saya yakini, sesuatu yang baik di mata kita belum tentu baik di mata Allah dan begitu pula sebaliknya, sesuatu yang buruk di mata kita belum tentu buruk di mata Allah. Kayaknya saya cukupkan dulu postingan saya kali ini. Mohon maaf jika ada kesalahan dalam penulisan, sampai ketemu di postingan berikutnya guys! Ambil cucian di rumah desi, cukup sekian dan terima kasih...